Pengertian, Penyebab Dan Klasifikasi Kejang Demam ~ Sudah tahu apa itu kejang demam belum? kejang demam ini bisa disebabkan karena meningkatnya suhu dalam tubuh, untuk lebih jelas mengenai apa saja penyakit demam kejang ini, saya akan bahas satu persatu secara detail.
Kejang demam atau febris convulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal > 380C) yang disebabkan oleh proses ekstra Kranium. (Ngastiyah, 2005)
Kejang demam suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat singkat atau sementara dapat disebabkan oleh aktivitas otak yang abnormal serta adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan, terjadinya kejang dapat disebabkan oleh malforasi otak kongenital, faktor genetis seperti adanya penyakit seperti meningitis, esefalitis, serta demam yang tinggi. (Mansjoer Arif, 2000)
Jadi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.
Menurut Betz & Showden (2002) penyebab kejang demam yaitu infeksi ekstrakranial, misalnya OMA dan infeksi respiratorius bagian atas.
Menurut Mansjoer, dkk (2000 : 434) :
Menurut Ngastiyah (2005), klasifikasi kejang demam adalah
1. Kejang demam sederhana
yaitu kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum. Adapun pedoman untuk mendiagnosa kejang demam sederhana dapat diketahui melalui criteria Livingstone, yaitu :
Kejang kompleks adalah tidak memenuhi salah satu lebih dari ketujuh criteria Livingstone. Menurut Mansjoer (2000: 434) biasanya dari kejang kompleks diandai dengan kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, fokal atau multiple (lebih dari 1 kali dalam 24jam). Di sini anak sebelumnya dapat mempunyai kelainan neurology atau riwayat kejang dalam atau tanpa kejang dalam riwayat keluarga.
Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan tungkai dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu : kejang, klonik, kejang tonik dan kejang mioklonik.
a. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikterus
b. Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik.
c. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut menyerupai reflek moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada bayi tidak spesifik.
Demikian sedikit informasi mengenai penyakit kejang demam, semoga bisa menambah wawasan anda dalam dunia kesehatan, tinggalkan komentar jika ada informasi yang belum jelas, atau anda ingin menambah uraian dari artikel ini,terimakasih
PENGERTIAN KEJANG DEMAM
Kejang demam atau febris convulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal > 380C) yang disebabkan oleh proses ekstra Kranium. (Ngastiyah, 2005)
Kejang demam suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat singkat atau sementara dapat disebabkan oleh aktivitas otak yang abnormal serta adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan, terjadinya kejang dapat disebabkan oleh malforasi otak kongenital, faktor genetis seperti adanya penyakit seperti meningitis, esefalitis, serta demam yang tinggi. (Mansjoer Arif, 2000)
Jadi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.
PENYEBAB KEJANG DEMAM
Menurut Betz & Showden (2002) penyebab kejang demam yaitu infeksi ekstrakranial, misalnya OMA dan infeksi respiratorius bagian atas.
Menurut Mansjoer, dkk (2000 : 434) :
- Demam itu sendiri : Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi.
- Efek produk toksik daripada mikroorganisme
- Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
- Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau enselofati toksik sepintas.
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM
Menurut Ngastiyah (2005), klasifikasi kejang demam adalah
1. Kejang demam sederhana
yaitu kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum. Adapun pedoman untuk mendiagnosa kejang demam sederhana dapat diketahui melalui criteria Livingstone, yaitu :
- umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun
- kejang berlangsung hanya sebentar, tidak lebih dari 15 menit.
- Kejang bersifat umum
- Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam.
- Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
- Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukan kelainan.
- Frekuensi kejang bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali
Kejang kompleks adalah tidak memenuhi salah satu lebih dari ketujuh criteria Livingstone. Menurut Mansjoer (2000: 434) biasanya dari kejang kompleks diandai dengan kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, fokal atau multiple (lebih dari 1 kali dalam 24jam). Di sini anak sebelumnya dapat mempunyai kelainan neurology atau riwayat kejang dalam atau tanpa kejang dalam riwayat keluarga.
Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan tungkai dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu : kejang, klonik, kejang tonik dan kejang mioklonik.
a. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikterus
b. Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik.
c. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut menyerupai reflek moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada bayi tidak spesifik.
Demikian sedikit informasi mengenai penyakit kejang demam, semoga bisa menambah wawasan anda dalam dunia kesehatan, tinggalkan komentar jika ada informasi yang belum jelas, atau anda ingin menambah uraian dari artikel ini,terimakasih